Kamis, 06 Maret 2014

Memorabilia Satu Dasawarsa




                                      "Elang itu tak akan pergi. Hanya terbang, mengelilingi sekitar"


Waktu. Tak cukup menjadi penghalang atas utuhnya sebuah rasa yang tersimpan rapih pada  tempatnya nan agung.

Menunggu tak terasa lama ketika apa yang ditunggu akhirnya datang juga.

Dibumbui dengan pengharapan dan momentum yang seolah-olah tepat dan indah.

Keyakinan tak lagi dapat mendeskripsikan segala sesuatu yang telah diimpikan sebelumnya. Walau pun wajar jikalau tanya kerap kali datang menghampiri.

Omong kosong. Itu katanya.

Habis sudah apa yang telah dimiliki karena sekarang bukan miliknya lagi. Semuanya telah diberi. Tak bersisa. Ia pun tahu. Tapi tak mengerti. Apalagi memahami.

Sepenuhnya dijalankan dengan hati. Walaupun tetap tak berarti.

Argumen acapkali menjadi momok yang ditakuti,  walaupun harus dicermati.

Kebenaran yang menjadi landasanku. Bukan pengalaman, apalagi keinginan.

Perbedaan? Ah, terlalu naif untuk dijadikan alasan. Berjuang demi bersatunya sebuah perbedaan sesungguhnya sangat mulia jikalau kita memahami dan melaksanakannya sejak dini.

Tapi mungkin tidak baginya. Hal itu tak dilaksanakannya. Tak ingin. Bukan tak bisa.

Entah itulah kebenaran yang hakiki darinya, atau hanya kamuflase belaka karena semua yang terjadi hanyalah siklus kontemporer yang biasa terjadi.

Penyesalan? Seperti tak kan datang. Sebelum Sang Karma mendatangkannya.

Hiperbolik? Mungkin terasa baginya yang tak dapat memaknai dan berkaca pada relung batin jiwa yang telah terluka.

Satu dasawarsa lebih waktu penantian, terbalaskan dengan kisah ironi singkat  yang kini hanya menjadi memorabilia semu dan tak layak untuk dikenang. Menyakitkan tentunya.

Semoga singkatnya waktu tak menjadi parameter atas sucinya sebuah ketulusan yang dia katakan sebagai sesuatu yang diidamkan seluruh insan di dunia.

Manusia biasa? Itulah kita. Tak lepas dari kelemahan dan keburukan.

Tapi kita, bisa memperbaiki. Apa yang seharusnya diperbaiki. 

Aku. Bukan menggurui.

Aku. Mencoba memahami.

Sembari menanamkan arti.

Dan aku tlah menyadari, semua yang terjadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar