Minggu, 06 Agustus 2017

Elegi Si Pengumpul Barang Bekas dan Satir Tentang Barang Dagangan



"What happened to the good old fashioned romance?"
"I thought it doesn't exist anymore. Nowadays"

            
         Ya, aku pikir yang namanya kesejatian itu memang tak ada lagi. Setidaknya dewasa ini. Yang ada saat ini hanyalah "barang dagangan". Barang yang ketika sudah tak ada lagi nilai gunanya, akan dibuang dan digantikan oleh barang baru yang masih memiliki nilai guna. Atau setidaknya barang yang memang belum pernah kita miliki dan gunakan. Pun ketika nilai guna barang tersebut belum habis, kita akan mencari barang lain yang sekiranya memiliki nilai guna yang masih lebih besar daripada yang telah kita gunakan. Mungkin kita bisa mencarinya di supermarket, pasar tradisional, toko-toko yang ada di dunia maya, ataupun di tempat-tempat yang tak terduga lainnya. Begitu sekiranya siklus tersebut berulang-ulang kali terus terjadi.
         Bukan, aku bukan orang yang demikian. Aku tak pernah berpikir bahwa nilai dari suatu barang tersebut akan habis. Bahkan aku sama sekali tak menanggapnya seperti barang yang akan habis nilai gunanya. Bagiku, semakin lama aku menggunakan barang tersebut, nilai dari barang itu malah makin bertambah dan bertambah. Dan tak pernah terpikir sedikit pun olehku untuk menukar barang itu dengan barang yang baru.
          Mungkin aku bukanlah pengguna barang yang baik. Yang lembut dalam menggunakannya. Yang merawatnya dengan baik sesuai petunjuk penggunaan barang tersebut. Tapi bagiku, barang yang sudah kumiliki itu akan tetap ada nilainya walau berapa lamapun telah kumiliki barang itu. Setidaknya, aku mencoba dengan sangat keras untuk menjaga barang tersebut tetap elok dan kutaruh barang itu di tempat terbaik yang kumiliki.
             Ini bukan tentang cerita dari negeri dongeng ataupun cerita tentang putri cantik yang menemukan cinta sejatinya dari seorang pangeran tampan nan gagah berkuda. Ini cuma sebuah celotehan belaka dari seorang yang mereka bilang lemah, cengeng, melankolis, dramatis, dan berbagai kata lain yang mendeskripsikan hal-hal buruk yang keluar dari mulut mereka yang ternyata baru kupahami bahwasanya mereka adalah orang-orang yang melakukan transaksi jual beli di tempat-tempat dimana "barang dagangan" tersebut diperjual-belikan. 
         Selamat berdagang. Semoga meraup untung sebanyak-banyaknya. Tapi jangan lupa, bahwa jauh disana ada tempat yang kalian pikir adalah tempat sampah, tempat yang mungkin enggan kalian kunjungi, tempat dimana barang-barang bekas tersebut bisa didaur ulang dan digunakan kembali menjadi sesuatu yang lebih baik. Tempat dimana aku (si pengumpul barang bekas) bersemayam. Om svaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar