Minggu, 30 Agustus 2020

Inovasi Energi : Antara Teknologi dan Implementasi


 Sumber gambar : https://ec.europa.eu/energy


 “Kemamuan untuk bertindak adalah salah satu bentuk energi terbarukan”         (Al Gore)


Dalam ekosistem yang ada di kehidupan, kebutuhan akan energi merupakan sebuah hal penting yang harus tersedia. Dengan kehidupan yang semakin kompleks dan modern ini, rasanya segala keperluan kita sebagai manusia akan selalu ditopang oleh peranan sumber daya energi sebagai sebuah entitas yang bersifat sakral. Sebagai manusia yang dibekali anugerah berupa akal pikiran oleh Tuhan Yang Maha Esa, tentunya manusia akan terus berinovasi demi memenuhi kebutuhannya, termasuk perihal sumber daya energi. Mengingat perubahan yang terus terjadi berkaitan dengan keadaan alam, manusia harus memutar otak untuk menemukan solusi atas setiap permasalahan yang terjadi. Mulai dari menipisnya cadangan sumber daya energi konvensional seperti bahan bakar fosil ataupun kerusakan alam yang diakibatkan oleh ketidakbijaksanaan manusia itu sendiri dalam mengelola sumber daya alam.

Dari dahulu hingga saat ini, sudah begitu banyak inovasi-inovasi yang coba dilakukan oleh manusia perihal pengembangan sumber daya energi baru atau terbarukan. Mulai dari penggunaan energi sinar matahari hingga konversi hidrogen menjadi bahan bakar, semuanya dilakukan demi melepaskan diri dari ketergantungan kepada bahan bakar fosil. Di samping itu, gentingnya fenomena global warming juga terus memaksa kita untuk mencari sumber daya energi lain yang lebih bersahabat bagi lingkungan.


Indonesia Darurat Energi

Data menunjukan bahwa mulai dari tahun 1991, produksi minyak di Indonesia selalu menurun karena sumur-sumur penghasil minyak bumi yang ada tidak lagi produktif (BPPT, 2018). Hal tersebut berbanding terbalik dengan ketergantungan kepada bahan bakar minyak yang semakin meningkat karena bertambahnya populasi penduduk dan angka penggunaan kendaraan bermotor yang kian tinggi. Indonesia juga tidak lagi menjadi negara penghasil minyak bumi yang surplus. Mau tidak mau, fakta yang harus kita terima adalah bahwa sumber daya energi yang berasal dari energi fosil baik itu minyak bumi, gas bumi, atau batu bara semakin lama semakin langka dan tinggal menunggu waktunya saja ketika semua sumber daya itu akan habis. Kelangkaan yang terjadi juga mengakibatkan harga bahan bakar konvensional akan terus meningkat dan dapat mengganggu kestabilan ekonomi negara apabila terus ditanggulangi dengan cara subsidi harga. Maka dari itu, sudah saatnya kita semua sadar bahwa negara ini sedang mengalami situasi darurat energi.

 

Teknologi Menjadi Solusi?

Kampanye yang paling sering digaungkan baik di Indonesia ataupun di belahan negara lain di dunia ini adalah penggunaan sumber daya energi alternatif sebagai pengganti energi fosil. Yang paling sering kita dengar adalah energi listrik, energi surya, hingga teknologi hybrid. Masalah pokok yang selalu menjadi momok bagi pengembangan teknologi terutama di bidang energi adalah impelmentasi di masyarakat. Sepanjang sejarah hidup manusia modern hingga saat ini, kebiasaan menggunakan energi fosil sebagai bahan bakar sudah menjadi ketergantungan yang sangat akut. Mulai dari ruang lingkup masyarakat yang luas seperti sebuah negara, hingga yang tersempit seperti keluarga, semuanya tergantung terhadap penggunaan energi fosil. Ketergantungan tersebut sangat sulit dilepaskan dari kehidupan kita. Tidak dapat dipungkiri, hingga saat ini bahkan fenomena penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak di dapur pun masih terjadi di lapisan masyarakat yang belum begitu berkembang atau dengan kata lain “melek energi”. Belum lagi jika kita melihat ketergantungan akan bahan bakar gas dalam rumah tangga, hingga bahan bakar minyak dalam moda transportasi, penggunaannya sangat tinggi dan masif. Di level yang lebih tinggi, banyak pelaku usaha di sektor industri yang masih sangat tergantung dengan penggunaan energi fosil. Logikanya, jika di lapisan masyarakat yang lebih tinggi saja ketergantungan akan energi fosilnya masih tinggi, apalagi di lapisan masyarakat yang lebih bawah, atau bahkan di daerah-daerah terpelosok? Yang lebih ironis lagi, untuk sekedar mengenal teknologi-teknologi baru sebagai pengganti bahan bakar fosil pun belum teraplikasikan dengan baik. Rasanya apapun teknologi yang nantinya berhasil ditemukan sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi, akan menjadi percuma ketika pengimplementasiannya masih sangat minim.

 

Inovasi Perihal Implementasi

Mungkin ada satu hal yang sering kita lupakan sebagai inovator. Seiring dengan kita terus berupaya untuk menemukan teknologi baru demi menjawab permasalahan yang ada, kita perlu berpikir lebih jauh bagaimana teknologi tersebut dapat terimplementasikan dengan baik hingga ke lapisan masyarakat yang paling bawah. Kita harus menemukan cara-cara yang efektif agar pengaplikasian penggunaan sumber daya energi alternatif yang ada bisa diterima di kalangan pengguna, sehingga suatu saat sesuatu yang hanya alternatif tersebut bisa bertransformasi menjadi sumber daya energi pokok yang selalu digunakan sdalam kehidupan sehari-hari. Tentunya hal tersebut memerlukan koordinasi dari berbagai pihak. Dari mulai sektor industri, landasan hukum atau peratutran, bahkan rasanya perlu adanya pembekalan sejak dini dari sisi pendidikan mengenai penggunaan energi baru atau terbarukan tersebut apabila kelak akan benar-benar digunakan. Mengapa demikian? Karena pada akhirnya kita sebagai masyarakat yang menjadi pengguna adalah titik akhir dari rangkaian permasalahan yang ada. Apapun teknologinya, yang terpenting adalah kita sebagai individu dan bagian dari masyarakat dapat menggunakan energi tersebut dengan baik dan perlahan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap sesuatu yang sudah using dan tidak relevan lagi bagi keselarasan antara keberlangsungan hidup dan kelestarian alam sebagai rumah dimana kita bernaung. Adapun yang dapat kita lakukan saat ini adalah kita harus memulai membiasakan diri untuk “hemat energi” dan mengakrabkan diri dengan teknologi-teknologi yang sejauh ini telah hadir sebagai jawaban untuk mengatasi situasi darurat energi yang tengah terjadi. Mari kita mulai dari penanaman mindset, pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari, hingga hal tersebut menjadi kebiasaan dalam hidup kita!

 

~§~

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar